Suherlanda

Suherlanda

Selasa, 27 Juni 2017

Akhir Syawal Kami


''Akhir Syawal Kami''
Karya Cerpen
Suherlanda

       Penyakit ini sebenarnya sudah ku idap sejak tahun 2012 yang lalu, walaupun dimata orang ini adalah sebuah penyakit yang biasa-biasa saja. Tapi satu persatu tanda mulai menjadi tidak biasa ruam pertama terlihat dipipi dan itu terasa begitu gatal. dan hal ini lah yang membuatku terakhir kali bertemu dengan beliau. Aku terlahir dari keluarga yang miskin akan kasih sayang. jika pada saat itu aku memilih bahkan aku memilih untuk tidak dilahirkan. ''Kasih Sayang'' bagiku adalah sesuatu yang sangat penting yang wajib dimiliki oleh setiap anak didunia ini. memerah dan terasa sangat gatal sesekali kulitku mengelupas satu persatu dan meninggalkan ruam.inginku ceritakan waktu itu penyakit ini kembali kambuh aku berniat untuk pergi berobat disalah satu klinik di Meral dengan ditemani ayah,saat itu situasi klinik sangat ramai sekali. aku duduk dan terasa sangat gelisah sesekali aku melihat ayah. ia hanya tanpak mengenggam handponnya saja dan itu terus berulang seolah-olah akan terjadi sesuatu hal.

Pada saat itu namaku dipanggil biasanya beliau menemaniku sampai diruang dokter tetapi kali ini tidak. aku hanya masuk sendiri dan menjelaskan penyakitku, dan aku mnjelaskan apa keluhanku secara berani. wajah dokter yang seperti khawatir membuatku takut dan dokter hanya mengatakan bahwa aku harus kembali jika obat sudah habis. kami menunggu proses pengambilan obat setelah selesai kami pun menebus obat yang kulihat dompet beliau hanya ada uang 250 ribu sedangkan obat yang harus ditebus 250 juga. Tetapi beliau langsung membayar uang itu dan berata ''Jangan Bilang Ibu'' aku hanya bisa menganggukan kepala. Kami pun keluar dari Ruangan sesampainya diluar ayah kembali membuka dompet dan berkata habis sambil tertawa. sebenarnya aku punya uang lebih uang yang kudapatkan dari hasil lomba tetapi diambil ibu kandungku dan rencananya uang itu akan kugunakan untuk proses penyembuhan penyakitku ini. tetapi aku masih menyimpan uang sisa pembinaan hasil lomba yang kudapatkan uang itulah yang menggantikan uang ayah aku membalas membuka dompet dan berkata ''ayah ambilah'' tidak apa-apa masih banyak dirumah..ia pun mengambil dan kami langsung meninggalkan klinik.Ayah bersama mira sibungsu dan aku bersama adiku yang ke 2 beliau tiba-tiba marah kepada kami agar jangan mengikuti beliau dan kami memisahkan diri dan pulang mungkin beliau ingin menghabiskan waktu bersama anak bungsu beliau pergi membeli coklat dan petasan. setelah pulang dan mengantar Mira kerumah tiba-tiba saja beliau pergi lagi. dan hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dengan beliau Ramadhan pertama tanpa beliau.

Setelah itu ibu mendapatkan telepon bahwa ayah ditangkap polisi ibu dan adik ku menangis kecuali Mira dan aku. walaupun banyak yang menghujat beliau adalah sosok yang hebat, Aku selalu berusaha untuk kuat dan tegar terlebih berbagai masalah sudah banyak kuhadapi. hal ini berdampak pada Ramadhan selanjutnya meja makan yang biasnya terisi banyak oleh makanan kini hanya sedikit, kursi yang biasanya diduduki oleh ayah kini terlihat kosong. ibu hanya berdiam diri dikamar. aku sangat memahami situasi ini. beliau terus menangis dari hari kehari hingga Ramadhan terakhir.penyakit yang kuidap kian lama berangsur hilang meski belum sembuh total.menjelang syawal suara takbir dimasjid Al jihadulakbar terus berkumandang aku mulai mengelap toples kue dan mulai menyusun kue meskipun tak ada yang menemani mengelar karpet sendiri dan menghias ruangan sendiri aku beranggapan sebagus apa pun ruangan ini tak terlihat bagus tanpa lengkapnya sosok keluarga.walaupun mereka hanya orang tua angkatku tetapi aku menganggap mereka adalah orang tua ku sendiri yang ku ingat pertama kali bersama beliau adalah ketika aku mendapat nilai nol beliau hanya mengatakan tidak apa-apa nanti belajar lagi.aku tidak ingin adik-adikku merasakan sepi dan kurangnya kasih sayang seperti apa yang aku alami. aku berusaha menghibur mereka dan berfoto bersama. Kehadiran mira disyawal kedua membuat kami sangat bahagia kami kedatangan adik baru.. Ya Allah bahagiakan Mira berikan kasih sayang engkau disaat kasih sayang manusia tidak cukup membuatnya bahagia.Buat Mira bahagia ..buat mira tersenyum.. buat mira Gembira. Syawal tanpa ayah mungkin terasa sangat sepi ..ibu pasti merasakan hal ini lebih lagi..aku sudah banyak kehilangan orang yang kusayang satu persatu..aku akan mengingat mereka yang menyayangiku sepenuh hatiku walau bagaimanapun kondisiku. jika diberikan waktu untuk kembali aku akan memeluk mereka lebih lama dan ingin kukatakan 

'' Maaf.....Maaf ''

''Akhir Syawal Kami''