Belum adanya perkembangan kamera dalam mengabadikan sebuah peristiwa pada masa lalu, membuat orang terdahulu menggunakan kemampuan tangan mereka untuk melukis apa yang mereka lihat dan apa yang terjadi pada masa itu. Kali ini saya akan memberikan sebuah informasi beberapa lukisan yang mengungkapkan kejadian dan suasana Kepulauan Riau "Riau" pada masa penjajahan, yang pertama adalah lukisan pemandangan tiga benteng pertahanan Raja Ali Haji Fisabilillah ditahun 1784 yang merupakan karya J.C.Baane. Sebuah benteng pertahanan yang terletak dipuncak bukit itulah VOC Belanda mendirikan Fort Kronnprins, Benteng Putra Mahkota, ditahun 1824. Dari sarang meriam dibenteng ini menembakkan peluru dari benteng kecil di Teluk Keriting dan meledakan Kapal VOC yang bernama ''Malaka's Welvaren, Pada 6 Januari 1784. setelah Raja Ali Haji gugur didalam medan perang di Teluk Ketapang pada 18 Juni 1784 benteng kemudian diambil alih oleh VOC Belanda yang dipimpin oleh Mayor Hamell dalam Ekspedisi kedua November 1784. Yang dikemudian hari Belanda memperbaiki benteng yang telah rusak dengan beberapa meriam dengan beberapa Letnan seperti Letnan Jacob Christian Vetter, Insinyur Richard, dan Letnan Christian Martens ditinggal untuk menjaga benteng tersebut dan sejak saat itulah bendera kebesaran Kerajaan Riau-Lingga diganti dengan Bendera VOC Belanda.
''Riouw'' Begitulah sebuah judul lukisan yang mengambarkan pesisir Tanjung Pinang ini. lukisan ini dibuat juga oleh seorang pelukis Belanda ditahun 1850. lukisan yang menggambarkan suasana masyarakat dan juga aktifitas perdagangan dan Melaut di Pulau Penyengat. Belanda yang bergerak cepat yang juga ingin menghapuskan sistem kerajaan yang masih belum tunduk kepadanya, Dengan menunjuk seorang residen di Tanjung Pinang untuk mengawasi wilayah pesisir dengan beberapa kapal penjaga dan pengawas yang berakhir dalam keberhasilan belanda untuk memakzulkan Sultan Riau-Lingga ''Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah'' di Februari 1911.
Selanjutnya adalah lukisan yang dibuat oleh Jhr. Josias Cornelis Rappard ( 1882-1889 ). Namun Lukisan ini menunjukan suasana Kepulauan Riau pada tahun 1883 dengan judul pada lukisan ''Riouw Op Sumatra''. Suasana yang tenang dengan beberapa nelayan mencari ikan dan beberapa kapal perdagangan menuju Tumasik "Singapura" dan juga terlihat bangunan yang mencolok yakni Masjid Penyengat ditahun 1883 yang belum terlihat besar seperti yang terlihat sekarang ini. Namun agak berbeda dengan lukisan sebelumnya lukisan yang satu ini tidak terlihat aktifitas masyarakat sekitar dan tampilan pulau terlihat jelas dan sama persis.